Menjawab Tantangan dan Respons Pendidikan Islam di Era Society 5.0, BEM FAI Unwahas Adakan Seminar Nasional
Semarang, bemfai-uwh.or.id – Pada Sabtu (18/06/2022), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Wahid Hasyim Semarang sukses menyelenggarakan seminar nasional pendidikan Islam dengan tema “Tantangan dan Respons Pendidikan Islam di Era Society 5.0” secara online melalui platform zoom.
Tema tersebut diangkat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim sebagai respons munculnya society 5.0 dengan tantangan yang semakin kompleks yang harus dihadapi dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Kompleksitas tantangan tersebut harus dibarengi dengan kompetensi yang memadai oleh para pendidik, mahasiswa, maupun seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu kita harus berpendidikan, karena pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dalam hidup dan kehidupan manusia. Sebagaimana pendapat seorang filsuf sekaligus pendidik Amerika, John Dewey, yang dikenal dengan istilah Long Life Education atau pendidikan sepanjang hayat, bahwa selama hidupnya manusia akan terus-menerus belajar.
Dalam seminar nasional pendidikan Islam kali ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim (BEM FAI UNWAHAS) mengundang Ahmad Taufik, S.Pd.I., M.Pd selaku Koordinator IT Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Wilayah Jawa Tengah sebagai narasumber utama. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para peserta seminar nasional yang antusias memanfaatkan kesempatan untuk bertanya.
Selain itu, Beliau, Ahmad Taufik, S.Pd.I., M.Pd juga aktif di beberapa organisasi baik tingkat regional maupun nasional, di antaranya adalah sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Guru PAI Indonesia Jawa Tengah, dan menjabat di Bidang IT Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Guru PAI Indonesia. Ahmad Taufik, S.Pd.I., M.Pd menyampaikan bahwa society 5.0 atau masyarakat 5.0 adalah sebuah keniscayaan, tidak bisa dihindari, tetapi bisa kita siasati.
“Untuk menghadapi era society 5.0 ini, dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Di antaranya, pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider (penyedia materi pembelajaran), pendidik harus menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik juga harus berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk merdeka belajar”, ujarnya.
Lebih lanjut, Beliau, Ahmad Taufik, S.Pd.I., M.Pd menjelaskan bahwa sebagai seorang pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan dibidang digital dan berpikir kritis, inovatif, dan dinamis dalam mengajar di kelas, serta menguasai materi secara luas dan mendalam untuk menghasilkan murid yang pintar, terampil, shaleh secara spiritual dan sosial.
“Sebagai seorang pendidik di era society 5.0, seorang guru harus memiliki tujuh kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogis, kompetensi digital, berjiwa leadership, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual”, pungkasnya.
Tags : Berita

BEM FAI UNWAHAS
KH. A. WAHID HASYIM
Saat bunda melahirkanmu, engkau menangis, sementara orang-orang sekeliling menyambutmu dengan tawa gembira. Berjuanglah, hingga saat mautmu tiba, mereka manangis, sementara engkau tertawa ria.